04 Maret 2012

Menanti Dengan Perjuangan


Setiap kita sesungguhnya tengah menjalani suatu kisah dari Sang Maha Sutradara Agung, yang mampu membentuk kisah-kisah yang sangat sarat makna. Allah… Sang Sutradara yang sekaligus merangkap sebagai Sang Produser Maha Kaya telah menuliskan semua kisah tersebut pada kitab “Lauh Mahfuzh”. Karenanya hidup ini pada hakikatnya hanyalah penantian…

Sejak kita berada di kandungan seorang wanita mulia… kita telah menjalani proses penantian. Penantian untuk menjadi penghuni dunia.

Lalu kita menanti waktu untuk dapat berjalan dan berbicara.

Lalu setelah itu… kita menanti waktu untuk mulai bersekolah dan menanti saatnya lulus dari setiap jenjang pendidikan.

Ketika kanak-kanak itu juga… kita menanti tumbuh menjadi remaja yang nantinya kan dewasa.

Tidak lupa… kita juga menanti waktu untuk menikah, punya anak, punya cucu.

Dan akhirnya… kita menanti waktu untuk dijemput oleh ruh suci malaikat Izrail.
Ketika telah dikuburkan pun… kita masih menanti saatnya penghisaban dan berjumpa dengan Sang Sutradara Agung tersebut.



            Itulah kisah yang kita jalani, penuh dengan masa penantian. Hidup yang penuh penantian ini tentu sangat sia-sia bila hanya kita habiskan untuk menanti. Dalam menjalani setiap masa penantian yang satu ke masa penantian yang lain, harus dijalani dengan perjuangan karena tentunya kita tidak menginginkan mendapatkan hasil yang biasa-biasa saja. Tapi kita ingin mendapatkan hasil dengan prestasi yang gemilang.
            Ingatlah ketika kita menanti untuk dapat berjalan. Perjuangan yang kita lakukan sangat luar biasa, tiada kata lelah dan putus asa perjuangan yang kita lakukan. Berulang kali kita jatuh… kita menangis kesakitan akibat jatuh tersebut… begitu banyak luka akibat jatuh tersebut. Tapi sebagai anak kecil kita tidak pernah berhenti berjuang untuk dapat berjalan atau bahkan berlari. Karena kita ingin merasa menjadi pemenang dalam masa penantian itu. Itulah sesungguhnya kita, yang terlahir sebagai pejuang pemberani. Bukan sebagai pecundang.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat : 15)

            Dalam ayat Al-Qur’an di atas dijelaskan bahwa berjuang adalah bagian dari perintah Allah, berjuang dengan segenap potensi yang kita miliki yang telah diberikan-Nya kepada kita hamba-Nya. Semangat seorang pejuang harus bisa kita hadirkan dalam diri kita agar senantiasa jauh dari kemalasan dan berpangku tangan. Banyak hal di dunia yang kita cinta ini saudariku yang harus kita perjuangkan. Jadilah bintang dalam segala hal. Bintang yang mampu menerangi dunia dengan cahayanya. Perhatikanlah sang surya yang tidak pernah lelah dan bosan menerangi dan menghangatkan dunia. Karena selain menjadi bintang, dengan melakukan perjuangan yang lebih dari orang yang lain kita telah maju selangkah lebih awal dari orang lain dan dapat menebarkan banyak manfaat pada dunia. Serta walaupun kita tidak dapat menjadi bintang, Allah melalui malaikatnya telah menilai setiap perjuangan yang kita lakukan dan akan memberikan penghargaan khusus berupa pahala atas perjuangan kita tersebut.
            Tentu berbeda orang yang hanya diam dan bermalas-malasan dalam penantiannya menjalani hidup ini. Ia takkan meraih prestasi gemilang, akan tertinggal dari yang lain, tidak akan pernah memberikan manfaat bagi yang lain, dan tentunya waktu yang ia miliki hanya terbuang sia-sia. Padahal Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang hanya diam menanti tanpa melakukan apa-apa.
            Bersemangatlah selalu saudariku dalam penantian panjang kita ini. Hidup akan sangat bermakna bila kita mengisinya dengan perjuangan tanpa henti, hingga di akhir penantian kita dapat menjadi bintang yang mampu menerangi. Menjadi bintang yang senantiasa dinanti hadirnya. (nov-des 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar