Mama dan papa, bunda dan ayah, ibu dan bapak, mami dan papi, ummi dan abi, nyokap dan bokap, abah dan ambu serta masih banyak panggilan lain yang dapat kita ungkapkan sebagai bukti bahwa kita sangat membutuhkan keberadaan mereka. Sosok dua insan itu adalah orang tua kita. Sosok yang sangat penuh cinta, kasih dan sayang terhadap kita. Disaat kita membutuhkan pertolongan, merekalah yang pertama menolong kita. Disaat kita sedang sakit dan tak mampu berbuat apa-apa, merekalah yang pertama menjaga dan melayani kita. Disaat kita menangis, merekalah yang pertama menerima segala gundah di hati kita serta turut menangis bersama kita. Bahkan disaat seluruh orang dan dunia tidak lagi menginginkan kita, hanya merekalah yang akan mau menerima kita dengan segala hal yang ada pada diri kita.
Saudariku… itulah mereka, orang tua kita. Sosok yang terkadang kita lupakan, segala yang mereka lakukan terhadap kita seakan tak pernah ada. Kita sering merasa hebat dengan semua yang terjadi atas diri kita, tanpa merasa bahwa itu juga atas pengorbanan mereka.Orang tua tidak akan meminta balas apapun kepada kita atas semua yang telah mereka berikan kepada kita, sejak kita masih berada didalam rahim hingga masa yang tanpa batas.
Ingatlah semua jasa…
Wanita yang selalu menjadi bidadari bagi kita …
Masa hamil yang berat dilaluinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Tubuhnya yang indah berubah menjadi gemuk, perutnya pun sangat buncit. Wajahnya yang cantik terlihat kusam, karena perubahan hormon akibat hadirnya kita. Begitu perutnya semakin besar, ia tampak sangat lelah membawa-bawa kita dalam perutnya. Tapi hatinya begitu bahagia menjalani semuanya, dan sangat menanti kehadiran kita.
Masa kelahiran kita juga begitu membuatnya lelah karena rasa sakit yang tak terkira. Namun tangisan kita ketika menghirup dunia, dengan mudah mengukir senyum di pipinya. Ia pun segera memeluk hangat kita dalam gendongannya.
Masa membesarkan kita pun, tidak kalah beratnya dengan masa kehamilan dan melahirkan. Tapi bukan dirinya bila tak mampu membuat masa itu menjadi masa yang indah. Bayangkan saja, wajahnya tampak kurang terawat karena asyik merawat kita. Tidur malamnya kurang karena kita sering membangunkannya. Ketika kita belajar jalan dan mandiri, entah sudah berapa banyak gelas dan piring yang telah kita pecahkan. Kenakalan kita tentu lebih membuatnya sering mengurut dada. Tapi setiap hal sekecil apapun yang mampu kita lakukan sendiri, selalu membuatnya bersyukur dan bahagia. Ia sangat sabar dan ikhlas menjalani semuanya, namun tetap terlihat tangguh dan bersinar di hadapan kita. Itulah wanita yang paling mulia dalam hidup kita.
Ingat juga jasanya…
Pria yang selalu menjadi pahlawan kita…
Hadirnya kita dalam alam rahim, menjadi berita besar yang sangat membahagiakannya. Perkembangan diri kita sangat diikuti. Padahal wujud kita saja baru menjadi bayangan baginya. Bekerja adalah bagian dari hidupnya yang tak dapat dipisahkan untuk memenuhi semua kebutuhan wanita mulia yang mengandung kita. Kali ini logikanya sangat tunduk pada hatinya, yang terpenting baginya tidak boleh ada yang kurang bagi diri kita.
Menanti kelahiran kita membuat hatinya sangat tak tentu. Do’anya melayang hingga ke arsy menjadi energi khusus yang memudahkan kita menuju alam dunia. Saat itu air matanya menetes melihat kehadiran kita. Ia pun segera mendendangkan adzan dan iqamah yang syahdu di kedua telinga kita.
Membesarkan kita pun perjuangan yang lebih baginya, hingga wajahnya tampak dipenuhi kerutan. Bersama belahan jiwanya ia mendidik kita, dengan semua cinta, kasih dan sayangnya. Entah sudah berapa banyak peluh yang menetes dari tubuhnya dalam memenuhi semua kebutuhan hidup kita. Ia sangat sabar dan ikhlas menjalani semuanya, namun tetap terlihat perkasa di hadapan kita. Itulah pria yang paling berjasa dalam kehidupan kita.
Orang tua kita selalu punya cara untuk mengukir senyum dan menghapus air mata di pipi kita, walau mungkin dengan begitu akan menguras pikiran dan hatinya. Jangan pernah lupakan mereka yang bisa menjadi penyebab kita meraih surga atau neraka.
“Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu." (HR. Ibnu Majah)
Berikanlah cinta dan kasih kita kepada mereka setulus yang mereka berikan kepada kita. Jangan pernah bersikap kasar, seenaknya, tak peduli atau bahkan melupakannya. Karena ridho Allah akan kita dapat jika kita mendapatkan ridho kedua orang tua kita. Berbakti dan berbuat baik kepada keduanya adalah perintah Allah dan Rasul-Nya. Perintah ini bahkan di sejajarkan dengan perintah beribadah kepada Allah. Subhanallah…
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’ : 23-24) (nov-des 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar