“Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq'alaih)
Saudariku… setiap kita tentu sangat berharap diamanahkan Allah menjadi seorang ibu. Merasakan beratnya mengandung dan susahnya melahirkan, serta lelahnya merawat, mendidik dan membesarkan anak. Itulah tugas besar seorang wanita yang tidak akan pernah dapat digantikan oleh pria. Rasulullah saw. sang kekasih Allah pun sangat menghormati seorang ibu. Profesi yang sangat agung dan mulia yang tidak pernah mengharapkan pamrih. Cinta dan kasihnya tak akan pernah diragukan.
Seorang wanita yang shalihah tentunya tidak akan pernah menyia-nyiakan salah satu ladang amal ini. Tetapi justru berlomba-lomba menjadi ibu terbaik di hadapan Allah. Menjadi ibu yang dibanggakan oleh anak-anaknya.
Karena memiliki tugas besar, maka sudah selayaknya kita perlu menyiapkan diri kita menjadi wanita terbaik dalam menjalankan profesi tersebut. Kita harus memiliki kualitas diri yang baik dalam segala aspek. Aspek ibadah, moral, emosional, keilmuwan, dan kepribadian. Ingatlah… bahwa kualitas suatu negara ditentukan oleh kualitas pemudanya. Pemuda yang memiliki kualitas baik tentu dilahirkan, dirawat, dididik dan dibesarkan oleh wanita yang juga memiiliki kualitas baik.
Semangatlah saudariku… karena kitalah yang diberikan amanah besar ini. Rawat, didik dan besarkanlah anak-anak kita dengan penuh cinta kasih. Berikanlah mereka keteladanan. Jangan pernah perlakukan anak kita seenaknya, karena mentang-mentang kita yang melahirkannya.
Anak bagi orang tuanya ibarat plastisin yang bebas dibentuk sesuai keinginan orang tuanya. Anak tidak pernah mampu menolak dididikan orang tuanya, hanya dapat menerima dengan segala kepolosannya. Sehingga kita sebagai seorang ibu harus mampu mendidik dengan cara terbaik dan dengan sebijak mungkin.
Karena bagi seorang anak…
Ibu adalah pahlawan yang selalu melindungi.
Ibu adalah teladannya dalam berbagai hal.
Ibu adalah temannya berkeluh kesah dan membagikan seluruh isi hatinya.
Ibu adalah guru pertama dalam hidupnya.
Ibu adalah pelita semangat yang selalu menyala dan tak pernah padam.
Ibu adalah bunga yang selalu mekar dan menebar wangi dalam hatinya.
Ibu adalah bidadari yang selalu menerima semua keadannya.
Ibu adalah salah satu tangan Allah dalam memberikan keridhon-Nya.
Saudariku… berusalah agar menjadi guru dan sekolah pertama bagi anak-anak kita. Kita tentu tidak akan pernah rela anak-anak kita menjadikan para baby sitter sebagai teladannya, lebih percaya dengan baby sitternya sebagai tempat berbagi suka dukanya, atau lebih merasa nyaman berada di sisi baby sitter dari pada dengan kita ibunya.
Menjadi ibu yang baik bukan berarti mengekang diri kita sebagai wanita untuk bisa mengembangkan diri kita, kita tetap dapat mengembangkan diri dan tetap bisa memiliki karir yang baik. Kita tetap bisa melakukan semuanya, karena sebagai seorang wanita kita juga memiliki hak untuk itu. Tetapi ada hal-hal yang tentu harus kita perhatikan dan lebih kita prioritaskan. Bahwa kita tidak boleh melupakan tugas utama kita sebagai ibu bagi anak-anak kita.
Amanah sebagai seorang ibu, semata bukan tentang tanggung jawab moral sebagai ibu dari anak-anak kita semata. Tetapi jauh dari itu, kita punya tugas besar menyiapkan generasi penerus yang akan memikul amanah dakwah bagi tegaknya Islam sebagai rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam). Ingatlah anak yang shalih termasuk amalan yang tidak akan pernah putus sekalipun kita telah tiada. (nov-des 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar